Selasa, 14 Juni 2011

bakteri E Coli

Mengenal bakteri Escherichia coli

           Pada umumnya jika kita mendengar kata bakteri, yang langsung terbayang adalah makhluk amat kecil yang berbahaya karena menyebabkan berbagai penyakit. Bakteri Escherichia coli adalah salah jenis bakteri yang sering dibicarakan. Cukup banyak masyarakat yang tahu E. coli namun hanya sebatas bakteri ini adalah penyebab infeksi saluran pencernaan. Namun banyak sebenarnya yang patut diketahui dari bakteri ini.
Escherichia coli
Escherichia coli

          E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 micrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat.
          Kita mungkin banyak yang tidak tahu jika di usus besar manusia terkandung sejumlah E. coli yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan. Dari sekian ratus strain E. coli yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil bersifat pathogen, misalnya strain O157:H7. Bakteri yang namanya berasal dari sang penemu Theodor Escherich yang menemukannya di tahun 1885 ini merupakan jenis bakteri yang menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E. coli akibat genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset di E. coli menjadi model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media cloning yang paling sering dipakai. Teknik recombinant DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini.
          Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E. coli. Misalnya dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik), high value chemicals (1-3 propanediol, lactate). Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini asal genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. Jika mengingat besarnya peranan ilmu bioteknologi dalam aspek-aspek kehidupan manusia, maka tidak bisa dipungkiri juga betapa besar manfaat E. coli bagi kita.
Jika ingin mengetahui lebih lanjut, silakan bertanya.
Atau bisa link ke

LCD MONITOR


           Dampak Yang menonjol dari Monitor LCD adalah dapat meningkatkan efisiensi energi dan berpengaruh terhadap global warming. Bayangin aja kalau semua PC monitor di Indonesia menggunakan LCD monitor kali bagi kurang tambah pasti kan meningkatkan efisiensi energi . Saat ini Monitor LCD mulai menggeser penggunaan monitor tabung ( CRT = Cathode ray Tube).
Berikut beberapa istilah penting yang umum kita jumpai berhubungan dengan monitor.
Resolusi (Resolution)
Merupakan ukuran pixel (banyaknya titik tampilan) antara panjang dan lebar/tinggi layar monitor. Monitor tabung (CRT) biasanya mempunyai ukuran 800×600, 1024×768 (ukuran standard) atau 1280×1024. Biasanya dengan perbandingan 4:3. Sedangkan untuk monitor LCD biasanya terdapat dua jenis yang satu memiliki ukuran yang sama dengan CRT, sedangkan satu lagi dengan istilah Wide Screen.
LCD Wide Screen ini biasanya mempunyai perbandingan panjang x lebar 16:9. Resolusi yang umum yang biasa kita jumpai adalah : 1280×768, 1360×768, 1440×900, 1680×1050, 1920×1080, 1920×1200 dan 2560×1600.
Viewable size
Ukuran diagonal layar monitor. Misalnya LCD 17″ (inch), yang berarti ukuran diagonal layar tersebut (pojok kiri bawah ke pojok kanan atas) sepanjang 17 inchi. Ukuran yang biasa dijumpai misalnya 15″, 16″, 17″, 18.5″, 19″, 22″ dan lainnya.
Response time
Waktu terkecil (minimal) yang diperlukan untuk mengubah warna pixel dari hitam ke putih dan kembali ke hitam lagi (black to black), dan ada juga yang menggunakan metode abu-abu ke putih lalu ke abu-abu lagi (gray to gray). Nilai respond time ini dinyatakan dalam milisecond (ms / mili detik). Semakin kecil nilai response time, secara teori transisi gambar/warna akan semakin cepat dan cacat tampilan akan semakin kecil. Meskipun nilai dibawah 10ms perbedaannya tidak akan terlihat, karena terbatasnya kemampuan mata manusia.
Refresh Rate
          Jumlah gambar tiap detik yang ditampilkan monitor. Karena pixel di LCD monitor tidak menggunakan metoda hidup mati antara frame satu dengan lainnya (seperti yang digunakan di CRT Monitor), maka di LCD monitor saat ini, nilai refresh rate tidak akan begitu mempengaruhi tampilan. Berbeda dengan CRT (biasanya mempunyai refresh rate 60 Hz, 75 Hz atau 85 Hz), terkadang tampilan sering berkedip (flicker).
          LCD bisa mempunyai refresh rate lebih dari 100 Hz. Sebagai perbandingan, televisi kita mempunyai refresh rate 25 Hz ( 25 gambar/frame tiap detik).
Viewing Angle (Viewing Direction)
Merupakan nilai sudut maksimum dimana kita masih dapat melihat tampilan dengan baik. Misalnya Viewing angle sebesar 160 derajat, maka ketika kita melihat layar dari sudut kurang atau maksimal 160 derajat, tampilan masih terlihat dengan baik. Jika lebih dari itu, maka tampilan sudah tidak jelas lagi, kadang sebagian terlihat agak hitam.
Kalau CRT Monitor biasanya mempunyai sudut yang lebih tinggi, hampir dari 180 derajat kita masih dapat melihat tampilan dengan jelas tanpa perubahan

LED MONITOR

LED Monitor

      Baru-baru ini produsen lCD monitor memperkenalkan jajaran produk baru mereka dengan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan yaitu LED (light emitting diode)Monitor.
Teknologi layar monitor CRT (Cathode-Ray Tube) sudah lama ditinggalkan dan kemudian muncul LCD (Liquid Crystal Display).
LCD monitor menggunakan tabung-tabung fluorescent CCFL (Cold Cathode Fluorescent Lamp), terbentuklah uap merkuri (air raksa/Hg) bertekanan rendah. Merkuri (Hg) ini adalah produk yang berbahaya, yang jika dibuang begitu saja akan mencemari lingkungan.

Kelebihan LED Monitor diantaranya adalah :

1. Kontras Rasio yang cukup tinggi perbandingannya dibandingkan     dengan LCD monitor, misalnya sampai dengan 1.000.000 : 1.
2. Tidak menggunakan bahan–bahan yang berbahaya bagi lingkungan, salah satunya tidak lagi menggunakan bahan elektronik yang mengandung mercury.
3. Kemampuan menghasilkan detail gambar yang lebih halus dan lebih sempurna dibandingkan dengan LCD monitor, sehingga para desaign grafis yang dahulu mengeluhkan kualitas gambar LCD yang tidak sebaik CRT monitor bisa mencoba menggunakan LED Monitor.
4. Karena menggunakan LED, dipastikan tidak menghasilkan flicker (kedip) lebih sering (diistilahkan sebagai “flicker free”)
5. Pencahayaan yang dihasilkan oleh LED lebih stabil dibandingan dengan LCD, sehingga kestabilan cahaya dan warna, serta ketajamannya bisa terjaga selama monitor digunakan.
6. Konsumsi energi yang digunakan lebih sedikit (40 % lebih hemat) dibandingkan dengan LCD monitor yang masih menggunakan lampu fluorescent sebagai pemancar cahaya
7. Pencahayaan yang dihasilkan oleh LED lebih stabil dibandingan dengan LCD, sehingga kestabilan cahaya dan warna, serta ketajamannya bisa terjaga selama monitor digunakan.
8. LED monitor dibandingkan dengan LCD monitor akan mempunyai berat yang lebih ringan, disamping itu ketebalannya akan lebih tipis juga.
9. Umur lampu LED lebih lama atau mempunyai masa pakai yang lebih lama dibandingkan LCD monitor

Dari hal2 diatas maka teknologi LED monitor dianggap lebih hemat energi dan ramah lingkungan.

Kamis, 09 Juni 2011

PLEBOTOMY


DARAH COLLECTION
ROUTINE VENIPUNCTURE AND SPECIMEN HANDLING RUTIN venipuncture DAN PENANGANAN CONTOH

Objectives for the tutorial: Tujuan untuk tutorial:
  • Describe and perform the venipuncture process including: Menjelaskan dan melakukan proses venipuncture termasuk:
    1. Proper patient identification procedures. Prosedur yang tepat identifikasi pasien.
    2. Proper equipment selection and use. Pemilihan peralatan yang tepat dan digunakan.
    3. Proper labeling procedures and completion of laboratory requisitions. Pelabelan yang tepat prosedur dan penyelesaian rekuisisi laboratorium.
    4. Order of draw for multiple tube phlebotomy. Orde menarik bagi proses mengeluarkan darah tabung ganda.
    5. Preferred venous access sites, and factors to consider in site selection, and ability to differentiate between the feel of a vein, tendon and artery. Jalur akses pilihan situs vena, dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi, dan kemampuan untuk membedakan antara nuansa tendon, vena dan arteri.
    6. Patient care following completion of venipuncture. Perawatan pasien setelah selesai melakukan venipuncture.
    7. Safety and infection control procedures. Keselamatan dan prosedur pengendalian infeksi.
    8. Quality assurance issues. Jaminan kualitas isu-isu.
  • Identify the additive, additive function, volume, and specimen considerations to be followed for each of the various color coded tubes. Identifikasi, fungsi aditif volume, aditif, dan pertimbangan spesimen yang harus diikuti untuk masing-masing berbagai warna kode tabung.
  • List six areas to be avoided when performing venipuncture and the reasons for the restrictions. Daftar enam daerah yang harus dihindari saat venipuncture performing dan alasan pembatasan.
  • Summarize the problems that may be encountered in accessing a vein, including the procedure to follow when a specimen is not obtained. Ringkaskan masalah yang mungkin ditemui dalam mengakses vena, termasuk prosedur untuk mengikuti ketika spesimen tidak diperoleh.
  • List several effects of exercise, posture, and tourniquet application upon laboratory values. Daftar beberapa efek latihan, postur, dan aplikasi tourniquet pada nilai-nilai laboratorium.





OUTINE VENIPUNCTURE: BERIKUT ADALAH YANG DIPERLUKAN UNTUK venipuncture RUTIN:
  • Evacuated Collection Tubes - The tubes are designed to fill with a predetermined volume of blood by vacuum. Koleksi dievakuasi Tabung - Tabung dirancang untuk mengisi dengan volume yang telah ditentukan darah oleh vakum. The rubber stoppers are color coded according to the additive that the tube contains. Para sumbat karet kode warna sesuai dengan aditif yang tabung berisi. Various sizes are available. Berbagai ukuran tersedia. Blood should NEVER be poured from one tube to another since the tubes can have different additives or coatings (see illustrations at end). Darah harus PERNAH dituangkan dari satu tabung ke yang lain karena tabung dapat memiliki aditif yang berbeda atau pelapis (lihat ilustrasi di akhir).
  • Needles - The gauge number indicates the bore size: the larger the gauge number, the smaller the needle bore. Jarum - Jumlah gauge menunjukkan menanggung size: semakin besar nomor gauge, semakin kecil jarum membosankan. Needles are available for evacuated systems and for use with a syringe, single draw or butterfly system. Jarum yang tersedia untuk sistem dievakuasi dan untuk digunakan dengan jarum suntik, menggambar tunggal atau sistem kupu-kupu.
  • Holder/Adapter - use with the evacuated collection system. Pemegang / Adapter - digunakan dengan sistem pengumpulan dievakuasi.
  • Tourniquet - Wipe off with alcohol and replace frequently. Tourniquet - Lap off dengan alkohol dan sering ganti.
  • Alcohol Wipes - 70% isopropyl alcohol. Alkohol Wipes - isopropil alkohol 70%.
  • Povidone-iodine wipes/swabs - Used if blood culture is to be drawn. tisu povidone-iodine / penyeka - Digunakan jika kultur darah yang akan diambil.
  • Gauze sponges - for application on the site from which the needle is withdrawn. Kasa spons - untuk aplikasi di situs dari mana jarum ditarik.
  • Adhesive bandages / tape - protects the venipuncture site after collection. perban perekat / tape - melindungi situs venipuncture setelah koleksi.
  • Needle disposal unit - needles should NEVER be broken, bent, or recapped. Unit pembuangan limbah jarum - jarum harus PERNAH patah, bengkok, atau recapped. Needles should be placed in a proper disposal unit IMMEDIATELY after their use. Jarum harus ditempatkan di unit pembuangan SEGERA setelah digunakan mereka.
  • Gloves - can be made of latex, rubber, vinyl, etc.; worn to protect the patient and the phlebotomist. Sarung tangan - dapat dibuat dari lateks, karet vinil, dll, dipakai untuk melindungi pasien dan phlebotomist tersebut.
  • Syringes - may be used in place of the evacuated collection tube for special circumstances. Jarum suntik - dapat digunakan di tempat tabung koleksi dievakuasi untuk keadaan khusus.

PHLEBOTOMY PROCEDURE ILLUSTRATED: PROSEDUR proses mengeluarkan darah DIGAMBARKAN:
·         Equipment Peralatan
·         Insert needle Masukkan jarum
PERFORMANCE OF A FINGERSTICK: KINERJA FINGERSTICK A:
·         Follow the procedure as outlined above for greeting and identifying the patient. Ikuti prosedur seperti diuraikan di atas untuk ucapan dan mengidentifikasi pasien. As always, properly fill out appropriate requisition forms, indicating the test(s) ordered. Seperti biasa, benar mengisi formulir permintaan yang sesuai, yang menunjukkan uji (s) memerintahkan.
·         Verify the patient's condition. Pastikan kondisi pasien. Fasting, dietary restrictions, medications, timing, and medical treatment are all of concern and should be noted on the lab requisition. Puasa, pembatasan makanan, obat, waktu, dan perawatan medis semua perhatian dan harus dicatat pada permintaan laboratorium.
·         Position the patient. Posisi pasien. The patient should either sit in a chair, lie down or sit up in bed. Pasien baik harus duduk di kursi, berbaring atau duduk di tempat tidur. Hyperextend the patient's arm. Hyperextend lengan pasien.
·         The best locations for fingersticks are the 3rd (middle) and 4th (ring) fingers of the non-dominant hand. Lokasi terbaik untuk fingersticks adalah 3 (tengah) dan 4 (ring) jari-jari tangan non-dominan. Do not use the tip of the finger or the center of the finger. Jangan menggunakan ujung jari atau jari tengah. Avoid the side of the finger where there is less soft tissue, where vessels and nerves are located, and where the bone is closer to the surface. Hindari sisi jari mana ada jaringan lunak kurang, di mana kapal dan saraf terletak, dan di mana tulang lebih dekat ke permukaan. The 2nd (index) finger tends to have thicker, callused skin. Ke-2 (indeks) jari cenderung memiliki tebal, kulit kapalan. The fifth finger tends to have less soft tissue overlying the bone. Jari kelima cenderung memiliki jaringan kurang lunak atasnya tulang. Avoid puncturing a finger that is cold or cyanotic, swollen, scarred, or covered with a rash. Hindari menusuk jari yang dingin atau sianosis, bengkak, berbakat, atau ditutupi dengan ruam.
·         Using a sterile lancet, make a skin puncture just off the center of the finger pad. Menggunakan jarum steril, membuat tusukan kulit tak jauh dari pusat pad jari. The puncture should be made perpendicular to the ridges of the fingerprint so that the drop of blood does not run down the ridges. tusukan tersebut harus dibuat tegak lurus terhadap punggung dari sidik jari sehingga setetes darah tidak berjalan menuruni pegunungan.
·         Wipe away the first drop of blood, which tends to contain excess tissue fluid. Menghapus drop pertama dari darah, yang cenderung mengandung cairan jaringan kelebihan.
·         Collect drops of blood into the collection device by gently massaging the finger. Kumpulkan tetes darah ke perangkat koleksi dengan lembut memijat jari. Avoid excessive pressure that may squeeze tissue fluid into the drop of blood. Hindari tekanan yang berlebihan yang dapat menekan cairan jaringan ke dalam setetes darah.
·         Cap, rotate and invert the collection device to mix the blood collected. Cap, memutar dan membalikkan perangkat koleksi untuk mencampur darah dikumpulkan.
·         Have the patient hold a small gauze pad over the puncture site for a couple of minutes to stop the bleeding. Apakah pasien memegang pad kain kasa kecil di atas situs tusukan selama beberapa menit untuk menghentikan pendarahan.
·         Dispose of contaminated materials/supplies in designated containers. Buang bahan tercemar / persediaan dalam kemasan yang ditunjuk.
·         Label all appropriate tubes at the patient bedside. Label semua tabung tepat di samping tempat tidur pasien.
·         Deliver specimens promptly to the laboratory. Segera mengirimkan spesimen ke laboratorium.
FINGERSTICK PROCEDURE ILLUSTRATED: PROSEDUR FINGERSTICK DIGAMBARKAN:
·         Equipment Peralatan
·         Drop of blood Drop darah
·         Wipe first drop Lap pertama drop
ADDITIONAL CONSIDERATIONS: TAMBAHAN PERTIMBANGAN:
To prevent a hematoma: Untuk mencegah hematoma:
·         Puncture only the uppermost wall of the vein Tusuk hanya dinding paling atas urat
·         Remove the tourniquet before removing the needle Hapus tourniquet sebelum mengeluarkan jarum
·         Use the major superficial veins Gunakan vena superfisial utama
·         Make sure the needle fully penetrates the upper most wall of the vein. Pastikan jarum sepenuhnya menembus dinding paling atas vena. (Partial penetration may allow blood to leak into the soft tissue surrounding the vein by way of the needle bevel) (Penetrasi Partial memungkinkan darah bocor ke jaringan lunak sekitar vena dengan cara bevel jarum)
·         Apply pressure to the venipuncture site Terapkan tekanan ke situs venipuncture
To prevent hemolysis (which can interfere with many tests): Untuk mencegah hemolisis (yang dapat mengganggu tes banyak):
·         Mix tubes with anticoagulant additives gently 5-10 times Campur tabung dengan antikoagulan aditif lembut 5-10 kali
·         Avoid drawing blood from a hematoma Hindari menarik darah dari hematoma
·         Avoid drawing the plunger back too forcefully, if using a needle and syringe, and avoid frothing of the sample Hindari gambar plunger kembali terlalu tegas, jika menggunakan jarum suntik, dan menghindari buih sampel
·         Make sure the venipuncture site is dry Pastikan situs venipuncture kering
·         Avoid a probing, traumatic venipuncture Hindari venipuncture, menyelidik traumatik
Indwelling Lines or Catheters: Berdiamnya Garis atau Kateter:
·         Potential source of test error Potensi sumber kesalahan uji
·         Most lines are flushed with a solution of heparin to reduce the risk of thrombosis Kebanyakan garis memerah dengan larutan heparin untuk mengurangi risiko trombosis
·         Discard a sample at least three times the volume of the line before a specimen is obtained for analysis Membuang sampel setidaknya tiga kali volume baris sebelum spesimen diperoleh untuk analisis
Hemoconcentration: An increased concentration of larger molecules and formed elements in the blood may be due to several factors: Hemokonsentrasi: Sebuah peningkatan konsentrasi molekul yang lebih besar dan unsur-unsur terbentuk dalam darah mungkin disebabkan oleh beberapa faktor:
·         Prolonged tourniquet application (no more than 1 minute) Tourniquet berkepanjangan aplikasi (tidak lebih dari 1 menit)
·         Massaging, squeezing, or probing a site Memijat, meremas, atau menyelidik situs
·         Long-term IV therapy Jangka panjang terapi IV
·         Sclerosed or occluded veins Sclerosed atau pembuluh darah tersumbat
Prolonged Tourniquet Application: Berkepanjangan tourniquet Aplikasi:
·         Primary effect is hemoconcentration of non-filterable elements (ie proteins). Efek primer adalah hemokonsentrasi dari unsur-unsur non-filterable (yaitu protein). The hydrostatic pressure causes some water and filterable elements to leave the extracellular space. Tekanan hidrostatik menyebabkan air dan unsur filterable untuk meninggalkan ruang ekstraseluler.
·         Significant increases can be found in total protein, aspartate aminotransferase (AST), total lipids, cholesterol, iron Peningkatan yang signifikan dapat ditemukan dalam protein total, aspartate aminotransferase (AST), total lipid, kolesterol, besi
·         Affects packed cell volume and other cellular elements Dikemas mempengaruhi volume sel dan elemen selular lainnya
Patient Preparation Factors: Persiapan Pasien Faktor:
·         Therapeutic Drug Monitoring: different pharmacologic agents have patterns of administration, body distribution, metabolism, and elimination that affect the drug concentration as measured in the blood. Terapi Obat Monitoring: agen farmakologis yang berbeda memiliki pola administrasi, distribusi tubuh, metabolisme, dan penghapusan yang mempengaruhi konsentrasi obat yang diukur dalam darah. Many drugs will have "peak" and "trough" levels that vary according to dosage levels and intervals. Banyak obat yang akan memiliki "puncak" dan "melalui" tingkat yang bervariasi menurut dosis dan interval. Check for timing instructions for drawing the appropriate samples. Periksa petunjuk waktu untuk menggambar sampel yang sesuai.
·         Effects of Exercise: Muscular activity has both transient and longer lasting effects. Pengaruh Latihan: kegiatan otot telah baik efek sementara dan lebih tahan lama. The creatine kinase (CK), aspartate aminotransferase (AST), lactate dehydrogenase (LDH), and platelet count may increase. Creatine kinase (CK), aspartat aminotransferase (AST), laktat dehidrogenase (LDH), dan platelet dapat meningkat.
·         Stress: May cause transient elevation in white blood cells (WBC's) and elevated adrenal hormone values (cortisol and catecholamines). Stres: Dapat menyebabkan elevasi sementara di sel darah putih (WBC) dan nilai-nilai peningkatan hormon adrenal (kortisol dan katekolamin). Anxiety that results in hyperventilation may cause acid-base imbalances, and increased lactate. Kecemasan yang mengakibatkan hiperventilasi dapat menyebabkan ketidakseimbangan asam-basa, dan peningkatan laktat.
·         Diurnal Rhythms: Diurnal rhythms are body fluid and analyte fluctuations during the day. Diurnal Rhythms: irama Diurnal adalah cairan tubuh dan fluktuasi analit siang hari. For example, serum cortisol levels are highest in early morning but are decreased in the afternoon. Misalnya, serum kadar kortisol tertinggi di pagi hari namun menurun di sore hari. Serum iron levels tend to drop during the day. kadar zat besi serum cenderung menurun pada siang hari. You must check the timing of these variations for the desired collection point. Anda harus memeriksa timing variasi ini untuk tempat pengumpulan yang diinginkan.
·         Posture: Postural changes (supine to sitting etc.) are known to vary lab results of some analytes. Postur: Perubahan Postural (telentang menjadi duduk dll) yang diketahui bervariasi hasil lab dari beberapa analit. Certain larger molecules are not filterable into the tissue, therefore they are more concentrated in the blood. molekul yang lebih besar tertentu tidak filterable ke jaringan, sehingga mereka lebih terkonsentrasi dalam darah. Enzymes, proteins, lipids, iron, and calcium are significantly increased with changes in position. Enzim, protein, lipid, besi, dan kalsium secara signifikan meningkat dengan perubahan posisi.
·         Other Factors: Age, gender, and pregnancy have an influence on laboratory testing. Faktor-faktor lain: Usia, jenis kelamin, dan kehamilan berpengaruh terhadap pengujian laboratorium. Normal reference ranges are often noted according to age. berkisar referensi normal sering dicatat sesuai dengan umur.

SAFETY AND INFECTION CONTROL KEAMANAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Because of contacts with sick patients and their specimens, it is important to follow safety and infection control procedures. Karena kontak dengan pasien yang sakit dan spesimen mereka, penting untuk mengikuti prosedur keselamatan dan pengendalian infeksi.
PROTECT YOURSELF MELINDUNGI DIRI
·         Practice universal precautions: Praktek universal tindakan pencegahan:
o    Wear gloves and a lab coat or gown when handling blood/body fluids. Pakailah sarung tangan dan jas laboratorium atau gaun ketika menangani darah / cairan tubuh.
o    Change gloves after each patient or when contaminated. Ganti sarung tangan setelah setiap pasien atau saat terkontaminasi.
o    Wash hands frequently. Cuci tangan sering.
o    Dispose of items in appropriate containers. Buang item dalam wadah yang sesuai.
·         Dispose of needles immediately upon removal from the patient's vein. Buang jarum segera setelah dihapus dari vena pasien. Do not bend, break, recap, or resheath needles to avoid accidental needle puncture or splashing of contents. Jangan membengkokkan, istirahat, rekap, atau jarum resheath untuk menghindari tusukan jarum kebetulan atau percikan isi.
·         Clean up any blood spills with a disinfectant such as freshly made 10% bleach. Bersihkan tumpahan darah dengan pemutih seperti desinfektan sebagai 10% yang baru saja dibuat.
·         If you stick yourself with a contaminated needle: Jika Anda tetap diri dengan jarum terkontaminasi:
o    Remove your gloves and dispose of them properly. Lepaskan sarung tangan Anda dan buang dengan benar.
o    Squeeze puncture site to promote bleeding. situs tusukan Squeeze untuk mempromosikan perdarahan.
o    Wash the area well with soap and water. Cuci daerah dengan baik dengan sabun dan air.
o    Record the patient's name and ID number. Catat nama pasien dan nomor ID.
o    Follow institution's guidelines regarding treatment and follow-up. Ikuti panduan lembaga mengenai perlakuan dan tindak lanjut.
o    NOTE: The use of prophylactic zidovudine following blood exposure to HIV has shown effectiveness (about 79%) in preventing seroconversion CATATAN: Penggunaan AZT profilaksis setelah pajanan darah untuk HIV menunjukkan efektivitas (sekitar 79%) dalam mencegah serokonversi
PROTECT THE PATIENT MELINDUNGI PASIEN
·         Place blood collection equipment away from patients, especially children and psychiatric patients. Tempat peralatan koleksi darah dari pasien, terutama anak-anak dan pasien kejiwaan.
·         Practice hygiene for the patient's protection. Praktek kebersihan untuk perlindungan pasien. When wearing gloves, change them between each patient and wash your hands frequently. Saat mengenakan sarung tangan, mengubah mereka antara setiap pasien dan cuci tangan sering. Always wear a clean lab coat or gown. Selalu memakai jas lab bersih atau gaun.

TROUBLESHOOTING GUIDELINES: MASALAH PEDOMAN:
IF AN INCOMPLETE COLLECTION OR NO BLOOD IS OBTAINED: JIKA AN KOLEKSI LENGKAP ATAU TIDAK ADA DARAH YANG DIPEROLEH:
·         Change the position of the needle. Ubah posisi jarum. Move it forward (it may not be in the lumen) Pindahkan ke depan (mungkin tidak berada di lumen)
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBV02.gif
·         or move it backward (it may have penetrated too far). atau memindahkannya ke belakang (mungkin sudah menembus terlalu jauh).
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBV03.gif
·         Adjust the angle (the bevel may be against the vein wall). Mengatur sudut (bevel mungkin dinding pembuluh darah).
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBV07.gif
·         Loosen the tourniquet. Kendurkan tourniquet tersebut. It may be obstructing blood flow. Ini mungkin menghalangi aliran darah.
·         Try another tube. Coba tabung lain. Use a smaller tube with less vacuum. Gunakan tabung yang lebih kecil dengan vakum kurang. There may be no vacuum in the tube being used. Mungkin ada vakum tidak ada dalam tabung yang digunakan.
·         Re-anchor the vein. Re-jangkar vena. Veins sometimes roll away from the point of the needle and puncture site. Vena kadang roll jauh dari titik lokasi dan tusukan jarum.
·         Have the patient make a fist and flex the arm, which helps engorge muscles to fill veins. Apakah pasien membuat tinju dan lentur lengan, yang membantu otot makan dgn lahap untuk mengisi vena.
·         Pre-warm the region of the vein to reduce vasoconstriction and increase blood flow. Pra-hangat daerah vena untuk mengurangi vasokonstriksi dan meningkatkan aliran darah.
·         Have the patient drink fluids if dehydrated. Apakah pasien minum cairan jika dehidrasi.
IF BLOOD STOPS FLOWING INTO THE TUBE: JIKA darah berhenti mengalir TABUNG KE ATAS:
·         The vein may have collapsed; resecure the tourniquet to increase venous filling. vena mungkin telah roboh; resecure yang tourniquet untuk meningkatkan pengisian vena. If this is not successful, remove the needle, take care of the puncture site, and redraw. Jika ini tidak berhasil, cabut jarum, mengurus situs tusuk, dan redraw.
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBV04.gif
·         The needle may have pulled out of the vein when switching tubes. jarum mungkin telah menarik keluar dari vena saat berpindah tabung. Hold equipment firmly and place fingers against patient's arm, using the flange for leverage when withdrawing and inserting tubes. Pegang peralatan tegas dan tempat jari-jari terhadap lengan pasien, menggunakan flange untuk leverage saat menarik dan memasukkan tabung.
PROBLEMS OTHER THAN AN INCOMPLETE COLLECTION: KOLEKSI MASALAH SELAIN TIDAK LENGKAP AN:
·         A hematoma forms under the skin adjacent to the puncture site - release the tourniquet immediately and withdraw the needle. Sebuah bentuk hematoma di bawah kulit yang berdekatan dengan lokasi tusukan - rilis tourniquet segera dan menarik jarum. Apply firm pressure. Terapkan tekanan perusahaan.
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBV05.gif
·         The blood is bright red (arterial) rather than venous. Darah terang merah (arteri) daripada vena. Apply firm pressure for more than 5 minutes. Terapkan tekanan perusahaan selama lebih dari 5 menit.
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBV06.gif

BLOOD COLLECTION ON BABIES: PENGUMPULAN DARAH PADA BAYI:
  • The recommended location for blood collection on a newborn baby or infant is the heel. Lokasi direkomendasikan untuk pengumpulan darah pada bayi baru lahir atau bayi tumit. The diagram below indicates in green the proper area to use for heel punctures for blood collection: Diagram di bawah menunjukkan di hijau kawasan yang cocok untuk digunakan untuk tusukan tumit untuk pengumpulan darah:
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBKID.gif
  • Prewarming the infant's heel (42 C for 3 to 5 minutes) is important to obtain capillary blood gas samples and warming also greatly increases the flow of blood for collection of other specimens. Prewarming tumit bayi (42 C selama 3 sampai 5 menit) adalah penting untuk mendapatkan sampel gas darah kapiler dan pemanasan juga sangat meningkatkan aliran darah untuk koleksi spesimen lainnya. However, do not use too high a temperature warmer, because baby's skin is thin and susceptible to thermal injury. Namun, jangan menggunakan terlalu tinggi suhu hangat, karena kulit bayi tipis dan rentan terhadap cedera termal.
  • Clean the site to be punctured with an alcohol sponge. Bersihkan situs yang akan ditusuk dengan spons alkohol. Dry the cleaned area with a dry cotton sponge. Dry area dibersihkan dengan spons kapas kering. Hold the baby's foot firmly to avoid sudden movement. Pegang kaki bayi tegas untuk menghindari gerakan mendadak.
  • Using a sterile blood lancet, puncture the side of the heel in the appropriate regions shown above in green. Menggunakan darah lanset steril, tusukan sisi tumit di daerah yang tepat yang ditunjukkan di atas dalam warna hijau. Do not use the central portion of the heel because you might injure the underlying bone, which is close to the skin surface. Jangan gunakan bagian tengah tumit karena Anda mungkin melukai tulang yang mendasari, yang dekat dengan permukaan kulit. Do not use a previous puncture site. Jangan menggunakan situs tusukan sebelumnya. Make the cut across the heelprint lines so that a drop of blood can well up and not run down along the lines. Membuat melintasi garis heelprint sehingga setetes darah baik dapat Facebook dan tidak berlari menuruni sepanjang garis.
  • Wipe away the first drop of blood with a piece of clean, dry cotton. Menghapus drop pertama dari darah dengan sepotong bersih, kapas kering. Since newborns do not often bleed immediately, use gentle pressure to produce a rounded drop of blood. Karena bayi yang baru lahir tidak sering berdarah segera, gunakan tekanan lembut untuk menghasilkan setetes bulat darah. Do not use excessive pressure or heavy massaging because the blood may become diluted with tissue fluid. Jangan gunakan tekanan yang berlebihan atau berat memijat karena darah dapat menjadi diencerkan dengan cairan jaringan.
  • Fill the capillary tube(s) or micro collection device(s) as needed. Isi tabung kapiler (s) atau mikro koleksi perangkat (s) yang diperlukan.
  • When finished, elevate the heel, place a piece of clean, dry cotton on the puncture site, and hold it in place until the bleeding has stopped. Setelah selesai, mengangkat tumit, tempat sepotong bersih, kapas kering di situs tusuk, dan tahan di tempat sampai pendarahan telah berhenti.
  • Be sure to dispose of the lancet in the appropriate sharps container. Pastikan untuk membuang lanset dalam wadah benda tajam yang tepat. Dispose of contaminated materials in appropriate waste receptacles. Buanglah bahan yang terkontaminasi dalam wadah limbah yang memadai. Remove your gloves and wash your hands. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Anda.
HEELSTICK PROCEDURE ILLUSTRATED: PROSEDUR HEELSTICK DIGAMBARKAN:



COLLECTION TUBES FOR PHLEBOTOMY COLLECTION TUBE UNTUK proses mengeluarkan darah

Red Top Red Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBRED.gif
ADDITIVE TAMBAH
None Tak satupun
MODE OF ACTION MODE AKSI
Blood clots, and the serum is separated by centrifugation pembekuan darah, dan serum dipisahkan dengan sentrifugasi
USES PENGGUNAANNYA
Chemistries, Immunology and Serology, Blood Bank (Crossmatch) Kimia, Imunologi dan Serologi, Bank Darah (Crossmatch)

Gold Top Gold Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBSST.gif
ADDITIVE TAMBAH
None Tak satupun
MODE OF ACTION MODE AKSI
Serum separator tube (SST) contains a gel at the bottom to separate blood from serum on centrifugation Serum pemisah tabung (SST) berisi gel di bagian bawah untuk darah terpisah dari serum pada sentrifugasi
USES PENGGUNAANNYA
Chemistries, Immunology and Serology Kimia, Imunologi dan Serologi

Light Green Top Light Green Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBLGN.gif
ADDITIVE TAMBAH
Plasma Separating Tube (PST) with Lithium heparin Memisahkan Plasma Tube (PST) dengan Lithium heparin
MODE OF ACTION MODE AKSI
Anticoagulates with lithium heparin; Plasma is separated with PST gel at the bottom of the tube Anticoagulates dengan lithium heparin; Plasma dipisahkan dengan gel PST di bagian bawah tabung
USES PENGGUNAANNYA
Chemistries Kimia

Purple Top Ungu Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBLAV.gif
ADDITIVE TAMBAH
EDTA EDTA
MODE OF ACTION MODE AKSI
Forms calcium salts to remove calcium garam kalsium Formulir untuk menghilangkan kalsium
USES PENGGUNAANNYA
Hematology (CBC) and Blood Bank (Crossmatch); requires full draw - invert 8 times to prevent clotting and platelet clumping Hematologi (CBC) dan Bank Darah (Crossmatch); memerlukan penuh menggambar - invert 8 kali untuk mencegah pembekuan dan platelet menggumpal

Light Blue Top Light Blue Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBLBL.gif
ADDITIVE TAMBAH
Sodium citrate Natrium sitrat
MODE OF ACTION MODE AKSI
Forms calcium salts to remove calcium garam kalsium Formulir untuk menghilangkan kalsium
USES PENGGUNAANNYA
Coagulation tests (protime and prothrombin time), full draw required Tes koagulasi (protime dan waktu prothrombin), menggambar penuh diperlukan

Green Top Green Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBDGN.gif
ADDITIVE TAMBAH
Sodium heparin or lithium heparin Sodium heparin atau lithium heparin
MODE OF ACTION MODE AKSI
Inactivates thrombin and thromboplastin Menginaktivasi trombin dan tromboplastin
USES PENGGUNAANNYA
For lithium level, use sodium heparin Untuk tingkat lithium, gunakan sodium heparin
For ammonia level, use sodium or lithium heparin Untuk tingkat amonia, natrium menggunakan atau lithium heparin

Dark Blue Top Dark Blue Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBDBL.gif
ADDITIVE TAMBAH
EDTA- EDTA-
MODE OF ACTION MODE AKSI
Tube is designed to contain no contaminating metals Tube dirancang untuk tidak mengandung logam mengkontaminasi
USES PENGGUNAANNYA
Trace element testing (zinc, copper, lead, mercury) and toxicology Trace elemen pengujian (seng, tembaga, timah, merkuri) dan toksikologi

Light Gray Top Light Gray Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBGRY.gif
ADDITIVE TAMBAH
Sodium fluoride and potassium oxalate Sodium fluoride dan kalium oksalat
MODE OF ACTION MODE AKSI
Antiglycolytic agent preserves glucose up to 5 days agen Antiglycolytic menjaga glukosa sampai 5 hari
USES PENGGUNAANNYA
Glucoses, requires full draw (may cause hemolysis if short draw) Glucoses, membutuhkan menarik penuh (dapat menyebabkan hemolisis jika menggambar pendek)

Yellow Top Kuning Atas
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBYLW.gif
ADDITIVE TAMBAH
ACD (acid-citrate-dextrose) ACD (asam-sitrat-dekstrosa)
MODE OF ACTION MODE AKSI
Complement inactivation Pelengkap inaktivasi
USES PENGGUNAANNYA
HLA tissue typing, paternity testing, DNA studies HLA jaringan mengetik, tes paternity, studi DNA

Yellow - Black Top Kuning - Top Black
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBYBK.gif
ADDITIVE TAMBAH
Broth mixture Campuran kaldu
MODE OF ACTION MODE AKSI
Preserves viability of microorganisms Menjaga kelangsungan hidup mikroorganisme
USES PENGGUNAANNYA
Microbiology - aerobes, anaerobes, fungi Mikrobiologi - aerob, anaerob, jamur

Black Top Black Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBBLK.gif
ADDITIVE TAMBAH
Sodium citrate (buffered) Natrium sitrat (buffer)
MODE OF ACTION MODE AKSI
Forms calcium salts to remove calcium garam kalsium Formulir untuk menghilangkan kalsium
USES PENGGUNAANNYA
Westergren Sedimentation Rate; requires full draw Tingkat Sedimentasi Westergren; membutuhkan menarik penuh

Orange Top Orange Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBORN.gif
ADDITIVE TAMBAH
Thrombin Trombin
MODE OF ACTION MODE AKSI
Quickly clots blood Cepat bekuan darah
USES PENGGUNAANNYA
STAT serum chemistries STAT serum kimia

Light Brown Top Light Brown Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBBRN.gif
ADDITIVE TAMBAH
Sodium heparin Sodium heparin
MODE OF ACTION MODE AKSI
Inactivates thrombin and thromboplastin; contains virtually no lead Menginaktivasi trombin dan tromboplastin; berisi hampir tidak ada timbal
USES PENGGUNAANNYA
Serum lead determination Serum memimpin penentuan

Pink Top Pink Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBPNK.gif
ADDITIVE TAMBAH
Potassium EDTA Kalium EDTA
MODE OF ACTION MODE AKSI
Forms calcium salts Bentuk garam kalsium
USES PENGGUNAANNYA
Immunohematology Immunohematology

White Top White Top
http://library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/PHLEB/PHLEBWHT.gif
ADDITIVE TAMBAH
Potassium EDTA Kalium EDTA
MODE OF ACTION MODE AKSI
Forms calcium salts Bentuk garam kalsium
USES PENGGUNAANNYA
Molecular/PCR and bDNA testing Molekuler / PCR dan tes tes BDNA