Senin, 24 September 2012

pemeriksaan lemak metode soxhlet

 
 Minyak atau lemak merupakan komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak sebenarnya tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam keadaan cair atau padat. Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka disebut minyak, sebaliknya bila dalam keadaan padat disebut lemak. Lipid atau lipida lebih merupakan istilah ilmiah, yang mencakup baik minyak maupun lemak. Dalam pustaka asing, lipida yang kita makan umumnya disebut ditery fat, yang dapat kita terjemahkan lemak pangan. Lemak secara kimiawi tersusun oleh sekelompk senyawa yang berbeda. Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang tampak (visible) dan yang tidak tampak (invisible). Lemak yang tampak misalnya mentega, margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak misalnya yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang tanah, susu, telur, dan sebagainya.
Lemak dalam tubuh mempunyai peranan yang penting, karena lemak cadangan yang ada yang ada dalam tubuh dapat melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan sebagainya, tidak saja sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi padawaktu kecelakaan.
Fraksi Lemak atau minyak dari suatu hasil pertanian dapat dipisahkan ke dalam bagian-bagiannya dengan jalan mengekstraksinya dengan suatu zat pelarut, misalnya petroleum ether, ethyl ether, chloroform, benzene dan lain-lain.
Soxhlet biasa digunakan dalam pengekstrasian lemak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas (Harper 1979).
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2012)
          Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut hexana (Darmasih 1997).         
Daftar pustaka
·         http://muzhoffarbusyro.wordpress.com/2012/03/17/penentuan-kadar-lemak/

Senin, 17 September 2012

gula reduksi

Gula Reduksi adalah gula yang dalam bentuk larutan alkali membentuk aldehida atau keton. Gula reduksi dapat mereduksi ion logam karena mempunyai gugus aldehida atau keton yang dapat menarik kembali O2 dari logam basa, sehingga logam basa akan tereduksi dan mengendap sebagai Cu2O.

Gula invert termasuk golongan gula reduksi karena dapat mereduksi ion tembaga dalam larutan alkali. Gula invert dihasilkan dari hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosa bereaksi bersama asam dalam campuran air dengan bantuan enzim invertase.


Glukosa
Glukosa merupakan salah satu monosakarida yang terpenting, kadang-kadang disebut gula darah (karena dijumpai di dalam darah), gula anggur (karena dijumpai dalam buah anggur), atau dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi ke kanan).
Rumus molekul : C5H11O5.CHO
Massa molekul : 180.16
Bentuk dan warna : rhombik
Densitas : 1.54 gr/cm
Titik leleh : 146°C

Struktur molekul glukosa






Fruktosa
Fruktosa merupakan monosakarida sederhana yang banyak terdapat didalam makanan dan merupakan isomer dari glukosa. Fruktosa berwarna putih dan mudah larut dalam air. Fruktosa juga sulit dikristalisasi dalam bentuk larutan. Didalam molase terdapat fruktosa sekitar 16%.
Rumus molekul : C6H12O6
Massa molekul : 180.163
Titik leleh : 103oC
Warna : putih
Struktur molekul fruktosa






Luff Schoorl
Komposisi : CuSO4, Asam Citrat, Na2CO3
Sampel : Sirup
Polisakarida dalam sirup akan diubah menjadi Monosakarida  Reduksi, akan mereduksi CuO dalam reagent Luff Schoorl sehingga akan terbentuk endapan Cu2O
Reduksi : Proses menangkap elektron sehingga akan menurunkan Bilangan Oksidasi.
Contoh,
K+ + e ---- >K
Cu2+ + 2e ---->Cu

Oksidasi : Proses pelepasan elektron sehingga akan menaikkan Bilangan Oksidasi.
contoh,
Zn----> Zn2+ + e

Reduktor : Suatu Zat yang akan reduksi zat lain, namun dirinya sendiri mengalami oksidasi. Mengalami oksidasi (peningkatan bilangan oksidasi), Melepaskan ElektronMeningkatkan Oksigen (O2).

Oksidator : Suatu Zat yang akan mengoksidasi zat lain, namun dirinya sendiri mengalami reduksi. Mengalami reduksi (penurunan bilangan oksidasi), Melepaskan Elektron, Menaikkan Elektron Meningkat karunkan Oksigen (O2)


Cara Kerja
1. pipet reagent Luff Schoorl sebanyak 25ml
2. masukkan batu didih
3. lakukan pemanasan selama 10menit (larutan yang ideal 3/4 membentuk endapan merah dan 1/4 membentuk warna biru
4. warna yang terbentuk adalah kuning kunyit
5. titrasi dengan Tiosulfat sampai warna menjadi coklat susu/putih kecoklatan
6. tambahkan amylum 2ml sehingga warna menjadi biru
7. lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang.

NB: Apabila sebelum terbentik warna coklat susu sudah ditambah amylum maka warna yang terbentuk adalah hijau



Sumber Pustaka :
http://kimia-asyik.blogspot.com/2009/11/reduktor-dan-oksidator.html di unduh pada 10/9/2012 pukul 20:27
http://www.scribd.com/doc/78376396/15/Gula-Reduksi di unduh pada 10/9/2012 pukul 20:37